Selain itu sebutnya, keberadaan biota laut endemik yang terancam punah seperti pesut dan dugong hingga keberadaan nelayan lokal yang bergantung pada sumber daya laut di sekitarnya juga harus dilindungi dan dikelola dengan baik.
Baca Juga : Tiba di Tanjungpinang, Evi Masamba Siap Meriahkan Pelantikan BPW KKSS Kepri
Training yang diikuti oleh peserta yang berasal dari perwakilan KKP, dan Kementerian/Lembaga lain ini merupakan bagian dari agenda kerja sama KKP dengan Fujian Institut for Sustainable Ocean (FISO) Xiamen University, sekaligus tindak lanjut kunjungan kerja Tim FISO Xiamen University ke Balikpapan Februari lalu.
“Training ini menghasilkan rumusan perencanaan pengelolaan pesisir dan laut terpadu di Teluk Balikpapan hingga tahun 2026, selain itu juga bersama-sama memantau proses implementasi rencana zonasinya, “terangnya.
Di sisi lain, Dekan FISO Xiamen University Professor Xue Xiongzhi menyebutkan proses penataan ruang laut di Xiamen telah berjalan selama 30 tahun dengan menerapkan prinsip Integrated Coastal Management, yang dimaksudkan untuk menciptakan keseimbangan sosial dan ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan ekologi sumber daya pesisir dan lautnya.
Pihaknya berharap penataan ruang laut di Teluk Balikpapan dapat mengambil pelajaran dari penerapan pengelolaan kelautan yang terintegrasi di Xiamen, China.
Baca Juga : Program Rehabilitasi Sosial di Lapas Narkotika, Sesditjenpas : Sangat Menonjol di Kepri
Senada dengan itu, Plt. Direktur Perencanaan Ruang Laut Suharyanto yang juga ikut serta dalam training menyampaikan pembelajaran tentang tata ruang laut di Xiamen pasti menjadi bahan masukan dalam penataan ruang laut di Teluk Balikpapan. ***