Ketua BPMP Kepri Melepas Peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 8 Tahun 2024

Kepala BPMP Kepri Warsita melepas peserta Program Kampus Mengajar, Kamis 5 September 2024. foto BPMP Kepri

RADAR BINTAN, Kota Tanjungpinang – BPMP Provinsi Kepulauan Riau menggelar kegiatan Pelepasan dan Pendampingan Peserta Program Intervensi Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran melalui Program Kampus Mengajar Angkatan 8 Tahun 2024. 

Program yang merupakan upaya mendukung pemulihan dan transformasi pembelajaran pasca-pandemi ini digelar selama dua hari di Aston Convention Center, Tanjungpinang, Kamis 5 September 2024.

Acara pembukaan kegiatan ini dihadiri  stakeholder pendidikan, di antaranya Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan yang hadir secara luring, serta Dinas Pendidikan Kota Batam dan Kabupaten Karimun yang bergabung secara daring.

Selain itu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbudristek di Kepulauan Riau, seperti Balai Guru Penggerak (BGP), Kantor Bahasa, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV, dan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah (BAN PDM) Kepulauan Riau, turut hadir dalam acara tersebut.

Selain stakeholder pendidikan, kegiatan ini juga diikuti oleh Koordinator Perguruan Tinggi, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), serta Kepala Sekolah dan Guru Pamong dari sekolah-sekolah sasaran Program Kampus Mengajar Angkatan 8.

Tidak ketinggalan, seluruh mahasiswa yang tergabung dalam Program Kampus Mengajar Angkatan 8 juga hadir untuk mengikuti kegiatan pelepasan dan pendampingan ini.

Kepala BPMP Provinsi Kepulauan Riau, Warsita membuka kegiatan secara resmi.

Dalam sambutannya, Kepala BPMP Kepri menegaskan pentingnya program ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat literasi yang masih rendah.

Program Kampus Mengajar merupakan turunan dari kebijakan Kampus Merdeka yang digagas oleh Kemendikbudristek, dengan tujuan memberikan dampak positif yang nyata bagi satuan pendidikan.

“Program ini tidak hanya sekadar menghasilkan output pengembangan potensi diri Mahasiswa, tetapi yang paling penting adalah dampak yang dirasakan oleh satuan pendidikan tempat mahasiswa bertugas dengan meningkatnya indeks literasi dan Numerasi serta Peningkatan adaptasi teknologi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, kolaborasi dari semua pihak, termasuk para stakeholder, sangat penting untuk kesuksesan program ini,  “ujar Warsita.

Warsita menambahkan seluruh stakeholder terkait telah berbagi peran dalam pelaksanaan Program Kampus Mengajar.

Katanya dukungan dari Dinas Pendidikan, UPT Kemendikbudristek, Koordinator Perguruan Tinggi, DPL, Kepala Sekolah, dan Guru Pamong di sekolah sasaran, diharapkan dapat memperkuat upaya intervensi literasi di sekolah-sekolah sasaran, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan secara signifikan.

Program Kampus Mengajar Angkatan 8 ini katanya menjadi bagian dari langkah besar untuk mendorong transformasi pendidikan di Kepulauan Riau.

“Diharapkan, mahasiswa yang bertugas sebagai mitra guru di sekolah-sekolah akan mampu memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan suasana pembelajaran yang lebih inklusif, kreatif, dan berkelanjutan, “harpanya.

Warsita menyebutkan kegiatan ini merupakan bukti nyata komitmen bersama antara pemerintah, perguruan tinggi, dan satuan pendidikan dalam mewujudkan tujuan besar Merdeka Belajar.

“Dengan berjalannya program ini, literasi dan numerasi di sekolah-sekolah dapat lebih ditingkatkan, dan harapannya, pendidikan di Kepulauan Riau akan terus maju dan berkembang, “sebut Warsita.

Program Kampus Mengajar Angkatan 8 akan berlangsung hingga Desember 2024 yang diikuti 54 mahasiswa dari 14 perguruan tinggi.

Para mahasiswa aka bertugas di 14 satuan pendidikan yang tersebar di empat wilayah, yakni Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Karimun.

Dalam kurun waktu tersebut, para mahasiswa akan berkolaborasi dengan para guru sebagai Mitra Guru.

Kehadiran mahasiswa tersebut membantu menciptakan suasana pembelajaran yang lebih interaktif dan kreatif, serta memberikan intervensi pembelajaran di sekolah-sekolah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Sena Odi Prakoso, salah satu Tim PDM-10 menyebutkan dalam Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran khususnya Program Kampus Mengajar merupakan pembelajaran interaktif yang menjadi kunci dalam penguatan literasi dan numerasi siswa.

“Kolaborasi antara mahasiswa dan guru terbukti sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi siswa, “sebutnya.

Ia mengatakan berdasarkan hasil monitoring dari Program Kampus Mengajar Angkatan 7, pembelajaran interaktif yang dilakukan mahasiswa selama 16 minggu setara dengan 11 bulan peningkatan pembelajaran literasi dan 24,6 bulan peningkatan numerasi pada jenjang SD.

“Ini menunjukkan betapa signifikan dampak dari program ini terhadap peningkatan kualitas pendidikan, “ujar Sena.***

Exit mobile version