RADAR BINTAN, Kota Batam – Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Bangunan dan Listrik (BBPPMPV BBL) Medan menyelenggarakan Workshop Evaluasi dan Pengembangan Diklat Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan dan Tenaga Kependidikan Vokasi Tahun 2024.
Workshop tersebut diselenggarakan di Ballroom Beverly Hotel Lubuk Baja Kota Batam, Provinsi Kepri, Rabu 16 Oktober 2024.
Peserta workshop yang mencapai 100 peserta itu diikuti Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kepri, Warsita, S.S.,M.Pd seta sejumlah Pejabat Struktural, Ketua Tim Kerja, Widyaswara, staf BBPPMPV BBL, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Guru Kejuruan dan Tenaga Kependidikan Vokasi dari berbagai daerah di Indonesia.
Adapun tujuan kegiatan ini adalah, untuk mengevaluasi sekaligus mengembangkan program pendidikan dan pelatihan (Diklat) bagi guru-guru kejuruan dan tenaga kependidikan vokasi dengan fokus pada peningkatan keterampilan (upskilling) dan pengembangan kompetensi baru (reskilling).
Tujuannya agar mereka mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan industri yang terus berubah.
Saat membuka workshop itu, Kepala BBPPMPV BBL, Drs. Rasoki Lubis, M.Pd mengatakan, evaluasi ini bertujuan untuk dapat memperoleh masukan terhadap tantangan dan kendala pelaksanaan serta implementasi rencana tindaklanjut diklat upskilling dan reskilling guru SMK dan tenaga kependidikan vokasi
“Seberapa besar tingkat keberhasilan pencapaian diklat yang telah dilaksanakan. Agar BBPPMPV BBL dapat melakukan perencanaan, perbaikan dan pengembangan serta penyempurnaan program kegiatan diklat. Kami berikan kesempatan Bapak/Ibu peserta untuk bicara. Kami akan mengcover insight sebanyak-banyaknya berupa ide, pandangan, saran dan masukan yang nantinya dapat kami analisis untuk bahan evaluasi,” terangnya.
Rasoki juga menjelaskan, BBPPMPV BBL sebagai balai pelaksana fasilitasi dan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan vokasi dengan sasaran kerja Sekolah Menengak Kejuruan (SMK) yang berada di 11 Provinsi.
Diantaranya sambung Rasoki, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
“Ada 2.867 SMK di 11 Provinsi dan berjumlah 74.383 pendidik dan tenaga kependidikan yang kami layani. Baik untuk Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Guru Kejuruan, Guru Mapel Umum serta Instruktur Khusus dan Pelatihan. Ini yang kami dampingi melalui diklat daring, luring, magang industri dan uji kompetensi kejuruan (UKK) melalui pembiyaan APBN dan PNBP,” ungkapnya.
Perlu diketahui bersama, Diklat upskilling dan reskilling adalah bentuk nyata dari implementasi Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam melakukan penguatan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI).
DU/DI sendiri pun, memiliki peran dalam membantu pelaksanaan praktik kerja industri atau magang bagi guru maupun siswa SMK. Program ini memberikan kesempatan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang handal dan matang.
“Dunia pendidikan vokasi tidak bisa berjalan sendiri, harus ada kolaborasi yang kuat dengan industri agar lulusan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Bukan berapa banyak lulusan yang dihasilkan, tapi berapa persen (%) lulusan SMK yang langsung mendapatkan pekerjaan di tahun pertama,” tutur Rasoki Lubis.
Sementara itu, Warsita, S.S.,M.Pd pada kesempatan yang sama menuturkan, evaluasi kegiatan yang dimulai hari ini apakah evaluasi dari semua yang sudah dirancanakan, dijalankan dan dilakukan memiliki konsep dampak yang baik.
“Maka, saatnya di kegiatan evaluasi ini sama-sama dapat diimplementasikan, menjadi kerangka dasar untuk mewujudkan sekolah yang dicita-citakan. Kerangka dasarnya menunjukan iklim yang baik, dan guru menunjukan reflektif. Dan menjadi terdepannya ada di Komunitas Belajar (Kombel),” terangnya.
Warsita mengajak di kegiatan evaluasi ini, seluruh peserta bisa berkaca dan melakukan evaluasi dari hasil raport pendidikan di satuan pendidikan masing-masing. “Karena kegiatan ini sifatnya evaluasi, maka kita tengok bersama hasil raport pendidikan, evaluasi pembelajaran dan sistem pembelajaran sudah tepat atau tidak,” tanya pria kelahiran 1975 ini.
Adapun materi pembahasan pada kegiatan ini yaitu, pertama kebijakan pengembangan upskilling dan reskilling guru dan tenaga pendidikan vokasi, kedua peran Kadin dalam pengembangan pendidikan vokasi dan evaluasi penyelenggaraan Diklat.
Workshop itu menghadirkan narasumber dari perwakilan Direktorat SMK, perwakilan Kadin Kepri dan Ketua Tim Kerja dari BBPPMPV BBL. Berlangsung selama tiga hari dari Rabu sampai Jumat (16-18/10) dengan memperoleh masukan perbaikan dari hasil evaluasi dan refleksi pelaksanaan diklat upskilling dan reskilling untuk pengembangan program diklat BBPPMPV BBL.***