Nazri berharap pameran ini bisa menjadi sarana edukasi budaya bagi generasi muda, khususnya terkait kain tradisional (Wastra) yang memiliki beragam bentuk, teknik, motif, dan warna, serta permainan tradisional yang mencerminkan kearifan lokal.
Menurutnya, memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak dapat menjadi alternatif dari permainan digital, sehingga dapat memperkuat karakter serta jati diri bangsa.
“Kita perlu mengedukasi kembali kepada generasi muda agar tidak tergerus oleh budaya luar, sehingga mereka lebih mencintai dan melestarikan permainan tradisional yang menjadi bagian dari warisan kita,” ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjadikan Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah sebagai media rekreasi yang edukatif. Melalui museum ini, masyarakat dapat mempelajari dan memahami sejarah perjuangan Kota Tanjungpinang, sehingga lebih mengenal jati diri sebagai masyarakat lokal.
“Pameran temporer yang diselenggarakan bersama berbagai instansi vertikal dan komunitas ini juga diharapkan mampu menumbuhkan jiwa Pancasila pada generasi pelajar Indonesia, dengan mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan kerja sama,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala UPTD Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Siti Umi Muslimah, menyampaikan, pameran ini melibatkan instansi dan komunitas Kota Tanjungpinang yang memiliki koleksi sesuai tema.
Melalui kolaborasi dengan Dewan Kesenian, pameran ini juga diisi dengan Festival Gurindam Negeri Pantun. Selain itu, berbagai perlombaan seperti lomba melukis, berpantun, dan mewarnai turut memeriahkan acara. Pameran ini juga menghadirkan bazar UMKM.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi. Semoga kolaborasi ini dapat terus terjalin dengan baik di masa depan, demi melestarikan permainan tradisional dan menumbuhkan minat masyarakat, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa,” tutupnya.
Selama pameran berlangsung, pengunjung dapat menikmati berbagai koleksi wastra sambil bermain permainan tradisional, seperti bakiak, kaki bajang, yeye, batu seremban, gasing, congkak, dan porok.
Bazar UMKM turut menghadirkan berbagai produk lokal yang dapat dibeli oleh pengunjung, sekaligus memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk mempromosikan produk mereka kepada khalayak luas.***