“Kita juga membahas soal hilirisasi dan penguatan tata kelola komoditas pasir kuarsa nasional melalui penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) untuk melindungi kepentingan penerimaan negara, serta perlunya pengembangan pasar dalam rangka penguatan supply-chain komoditas untuk mendukung transisi energi dan akselerasi teknologi, “ujarnya.
Chief Executive Officer (CEO) PT. Multi Mineral Indonesia itu, juga menyoroti tingginya Harga Patokan Mineral (HPM) Pasir Kuarsa di Kepri dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia seperti Bangka Belitung, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang berpotensi menurunkan daya saing daerah, serta ketidakpastian investasi.
“Kita sepakat agar investasi di bidang industri pertambangan pasir kuarsa kedepannya harus diperkuat agar dapat ikut berkontribusi dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto,” jelasnya.
Pria peraih anugerah Pahlawan Inovasi Teknologi Tahun 2015 itu, juga mengundang Aryo yang merupakan putra Hashim Djojohadikusumo untuk hadir pada agenda pelepasan ekspor pasir kuarsa anggota HIPKI di Natuna, Kepri pada bulan Maret 2025 mendatang.
“Insya Allah, pak Aryo akan meluangkan waktunya untuk hadir pada pelepasan ekspor pasir kuarsa anggota HIPKI di Natuna bulan Maret mendatang,” tambah Ady.
Hadir dalam pertemuan pengurus HIPKI – Kadin Indonesia tersebut, antara lain, Ketua Dewan Penasehat HIPKI, Rezki Syahrir dan Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Organisasi, Andi Muhammad Yuslim Patawari dan sejumlah pengusaha pasir kuarsa lainnya.***