Polbeng Beri Pelatihan Pengolahan Kompos kepada Kelompok Fajar Pagi Perbatinan Tongonong

banner 120x600

RADARBINTAN.COM, Kabupaten Bengkalis — Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) memberi Pelatihan Pengolahan Kompos kepada Kelompok Fajar Pagi Perbatinan Tongonong, Desa Tengganau, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis.

Pelatihan tersebut dilaksanakan di area Kelompok Fajar Pagi Perbatinan Tongonong, Desa Tengganau, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis pada Kamis, 13 Februari 2025 dan merupakan kolaborasi Polbeng dan PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Ketua Rumah Produksi Manufaktur dan Teknologi Tepat Guna Polbeng, Abdul Gafur mengatakan, pelatihan tersebut digelar dalam rangka memberikan edukasi kepada peternak sapi Kelompok Fajar Pagi Perbatinan Tongonong agar bisa memanfaatkan kotoran sapi menjadi pupuk kompos.

“Pelatihan ini supaya para peternak sapi Kelompok Fajar Pagi Perbatinan Tongonong bisa memanfaatkan kotoran sapi menjadi kompos yang layak jual sehingga dapat menjadi pendapatan tambahan bagi para anggota kelompoknya,” ujar Abul Gafur kepada media ini sebagaimana disampaikan Humas Polbeng, Reno melalui aplikasi berbagi pesan WhatsApp, Selasa, 18 Februari 2025.

Ia menambahkan, sebagai Pendamping I, dirinya menyatakan, selain bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan kelompok, pelatihan tersebut juga berguna bagi kemajuan kelompok serta bisa mengurangi efek rumah kaca dari limbah kotoran sapi.

Ia juga menjelaskan, pihaknya telah membuat alat pengolahan kompos yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas bahan baku milik kelompok tersebut.

“Kami merancang alat ini agar mudah digunakan dan sesuai dengan kapasitas produksi kelompok. Dengan alat ini, diharapkan proses pengolahan kotoran sapi menjadi lebih efisien,” jelasnya.

Ia berharap, pelatihan tersebut dapat meningkatkan kemampuan para anggota kelompok untuk mengoperasikan alat pengolahan kompos yang ada.

“Harapan saya, melalui pelatihan ini, semua anggota kelompok dapat menggunakan alat pengolahan kompos dengan baik sehingga kelak dapat menambah pendapatan yang berasal dari penjualan kotoran kompos yang dihasilkan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Fajar Pagi Perbatinan Tongonong, Rahmat Amin, mengungkapkan rasa syukur dan antusiasmnya mengikuti pelatihan tersebut.

“Kami sangat bersyukur dan merasa mendapatkan pengalaman berharga. Selama ini kami hanya menggunakan kotoran sapi secara langsung tapi setelah pelatihan ini, kami tahu bahwa kotoran sapi bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi,” ujarnya.

Baca juga:  MTQ Ke II Tingkat Desa Sumber Jaya Resmi ditutup, Ini Pesan Tukiran

Rahmat Amin menargetkan dalam satu hari kelompoknya bisa menyelesaikan pengolahan satu sampai dua ton kotoran sapi.

Ia menjelaskan, selama ini, untuk menggemukkan 30 ekor sapi milik kelompok, pihaknya hanya menggunakan kotoran sapi secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu.

“Melalui pelatihan ini, kami dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kompos dan pupuk cair yang bernilai ekonomi tinggi. Mudah-mudahan, dengan adanya pelatihan dan alat ini, kami bisa meningkatkan produksi pupuk kompos dan pupuk cair sehingga akan menjadi sumber pendapatan baru bagi kami ke depannya,” ujarnya.

Selanjutnya, narasumber yakni seorang pengelola 100 ekor sapi dari Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak yang mampu memproduksi 30 ton pupuk kompos setiap bulannya, Alex Sapirman dalam paparannya menekankan pentingnya memanfaatkan potensi di sekitar.

“Kompos ini adalah limbah yang menghasilkan rupiah yang luar biasa. Kita harus peka dengan potensi di sekeliling kita. Semuanya bisa dimanfaatkan jika kita mau belajar dan berusaha,” ucapnya.

Ia juga menyampaikan pesan motivasi agar para petani harus bisa membuktikan bahwa petani itu juga busa sukses dan berkecukupan.

“Kita harus membuktikan bahwa petani itu bisa sukses dan kaya. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau bekerja keras dan memanfaatkan peluang yang ada,” ucapnya.

Pelatihan tersebut tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik langsung. Proses pengomposan dimulai dari pencampuran bahan-bahan organik kemudian difermentasi dan diolah menggunakan mesin pencacah tanah.

Selanjutnya, hasil olahan tersebut diayak menggunakan mesin pengayak yang dirancang khusus oleh Rumah Produksi Manufaktur dan Teknologi Tepat Guna Politeknik Negeri Bengkalis.

Pelatihan pengolahan kompos dari kotoran sapi tersebut tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mendorong terciptanya petani yang mandiri dan sukses dengan memanfaatkan potensi limbah yang ada.

www.comet.net.id